Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016
Titipan dari Ayah by : Winanda Almaluna (SMAN 1 Pare) Juara I lomba Cerpen Nasional Malam mengadu, tentang cintanya kepada purnama. Dilukiskannya dengan elok lekuknya di tengah malam yang romantis. Dari sudut pandang seorang gadis muda, cinta itu digenggamnya. Ia tatap lekat - lekat seribu bintang yang terpapar pada gulita. Berharap ada satu bintang yang bernama ayah, menyapanya. Amanda terdiam menatap tubuh ayahnya yang kaku, tak bergerak sama sekali. Ia tak mengerti mengapa ayah jadi sekaku ini. Dua hari lalu, ayah yang bekerja sebagai nelayan, nekat pergi saat cuaca mendung pekat seperti akan ada badai yang datang. Alasannya sederhana. Bagi seorang nelayan miskin di pesisir pantai popoh, yang terpenting adalah menyekolahkan anak – anaknya sampai tinggi, agar tak melaut seperti ayahnya. Amanda adalah alasan utama mengapa ayah senekat itu. “Tinggal selangkah lagi. Kamu harus jadi dokter nduk.” Katanya sebelum pergi. Amanda terisak dalam diam, tak menyangka.
Rein : Titik yang Lama Hilang by : Alifa Tanzila Meiviana (SMAN 1 Sumber) Juara II lomba Cerpen Nasional  “Semoga aku akan turun pada peraduanku, seperti matahari yang kembali di barat,” begitulah katanya. Re, wanita berprinsip yang hatinya telah terpaut dengan seseorang. Tiga puluh tahun Re hidup, baru kali ini orang tuanya mendengar Re telah jatuh cinta. Karena prinsip Re itulah orang-orang mengkhawatirkannya. Re tidak mau merepotkan orang lain yang bukan darah daging Re, hanya untuk menjaga Re. Aku bisa hidup tanpa orang bernama suami, karena Re masih punya orang-orang yang sayang dengan Re. Egois memang, namun itulah Re. Wanita bebal yang kini menaruh hati kepada anak didiknya. “Bu Rein, sudah bosankah memandang matahari terbenam? Aku akan melanjutkan skripsiku di rumah.” tutur lelaki itu. “Sudah aku bilang, jangan panggil aku ‘ibu’ kalau di luar kampus, kamu ini bebal sekali!” jawabnya tegas. Namun tak urung ia tersenyum juga. Re selalu senang di panggil oleh lelaki ini
FAIRYTALE DREAM by: Nur Atika (SMAN 3 Magelang) Juara III lomba Cerpen Nasional Menjadi yang lebih baik dari kemarin. Itulah yang selalu menjadi motto hidupku. Aku selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, lagi dan lagi. Hal ini telah kulalui semenjak meninggalnya kakakku, Nizar, tiga tahun yang lalu. Ia selalu membuat masalah di sekolahnya yang akhirnya membuat orangtuaku harus dipanggil berkali-kali karenanya. Namun malang baginya, sebelum ia bisa memperbaiki sifatnya itu, ia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Aku tidak ingin menjadi sepertinya, tidak ingin menyesal di kemudian hari. Oleh karena itu aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, hingga aku dapat mewujudkan cita-citaku dengan baik suatu saat nanti. “Rika! Segera makan sarapanmu!” ujar ibuku dari lantai bawah. “Baik Bu.” jawabku sembari menuruni tangga kamarku ke ruang makan. Usai memakan sarapanku, aku segera berpamitan dan berlari menuju sekolah. SMA Negeri 3 Bandung, disanalah aku b

Pengumuman Lomba Cerpen Nasional

Selamat Malam sahabat pena, Malam ini panitia Lomba Cerpen MP3 FIP Universitas Negeri Malang akan mengumumkan Juara untuk Lomba Cerpen Nasional tingkat SMA Se-Indonesia : Juara 1    :     Winada Almaluna (SMA NEGERI 2 PARE) "Titipan dari Ayah" Juara II   :    Alifa Tanzila Meiviana (SMA NEGERI 1 SUMBER) "Rein:Titik yang lama hilang" Juara III  :    Nur Atika (SMA NEGERI 3 MAGELANG) "Fairytale Dream" Selamat untuk para peserta yang naskahnya terpilih menjadi 3 Terbaik, untuk yang masih belum jadi juara, jangan berkecil hati dan tetap semangat. Kalian semua adalah juara karena sudah berani ikut bersaing dengan 100 peserta lainnnya. Semoga kita bertemu di event selanjutnya. Semangat dan Salam Literasi sahabat penaku.

Pembaruan Peserta Lomba Terbaru

  Daftar Peserta Lomba Cerpen Nasional Tingkat SMA/SMK/MAN 1. Besse Soraya Tenri Ajeng (Sulawesi Selatan) “Hujan yang Membasahi Mereka” 2. Della Felliana (Jombang) “Kelinci Polos” 3. Dita Ayu Maharani (Purbalingga) “Sekuncup Mawar” 4. Nadila Ayu Permatasari (Nganjuk) “Friendzone” 5. Nurul Chalissya Purnama (Sumatera Barat) “My Cure” 6. Qatrunnada Kirana Salsabila (Bekasi) “Seratus Tiga Puluh Lima” 7. Salsabila Mierszan Fairuzsalwa (Sampit) “Rindu” 8. Faiqoh Rashwah Salsabila (Boyolali) “Sholeh untuk Sholehah” 9. Triana Aulia Safitri (Lombok) “Batu Karang” 10. Yeni Pratiwi (Nganjuk) “Arti Sebuah Ketulusan” 11. Yusya Rugaya Salsabilah (Surabaya) “Way Back To Home” 12. Anggi Muhammad Lubis (Garut) “1001” 13. Alifa Tanzila Meiviana (Jawa Barat) “Titik yang Lama Hilang” 14. Bella Hardiyanti (Cirebon) “Langit” 15. Khusnul Khotimah (Sumatera Selatan) “Nyatanya” 16. Afifah Firda Amalia (Jember) “Lilin Kehidupan”