Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016
Titipan dari Ayah by : Winanda Almaluna (SMAN 1 Pare) Juara I lomba Cerpen Nasional Malam mengadu, tentang cintanya kepada purnama. Dilukiskannya dengan elok lekuknya di tengah malam yang romantis. Dari sudut pandang seorang gadis muda, cinta itu digenggamnya. Ia tatap lekat - lekat seribu bintang yang terpapar pada gulita. Berharap ada satu bintang yang bernama ayah, menyapanya. Amanda terdiam menatap tubuh ayahnya yang kaku, tak bergerak sama sekali. Ia tak mengerti mengapa ayah jadi sekaku ini. Dua hari lalu, ayah yang bekerja sebagai nelayan, nekat pergi saat cuaca mendung pekat seperti akan ada badai yang datang. Alasannya sederhana. Bagi seorang nelayan miskin di pesisir pantai popoh, yang terpenting adalah menyekolahkan anak – anaknya sampai tinggi, agar tak melaut seperti ayahnya. Amanda adalah alasan utama mengapa ayah senekat itu. “Tinggal selangkah lagi. Kamu harus jadi dokter nduk.” Katanya sebelum pergi. Amanda terisak dalam diam, tak menyangka.
Rein : Titik yang Lama Hilang by : Alifa Tanzila Meiviana (SMAN 1 Sumber) Juara II lomba Cerpen Nasional  “Semoga aku akan turun pada peraduanku, seperti matahari yang kembali di barat,” begitulah katanya. Re, wanita berprinsip yang hatinya telah terpaut dengan seseorang. Tiga puluh tahun Re hidup, baru kali ini orang tuanya mendengar Re telah jatuh cinta. Karena prinsip Re itulah orang-orang mengkhawatirkannya. Re tidak mau merepotkan orang lain yang bukan darah daging Re, hanya untuk menjaga Re. Aku bisa hidup tanpa orang bernama suami, karena Re masih punya orang-orang yang sayang dengan Re. Egois memang, namun itulah Re. Wanita bebal yang kini menaruh hati kepada anak didiknya. “Bu Rein, sudah bosankah memandang matahari terbenam? Aku akan melanjutkan skripsiku di rumah.” tutur lelaki itu. “Sudah aku bilang, jangan panggil aku ‘ibu’ kalau di luar kampus, kamu ini bebal sekali!” jawabnya tegas. Namun tak urung ia tersenyum juga. Re selalu senang di panggil oleh lelaki ini
FAIRYTALE DREAM by: Nur Atika (SMAN 3 Magelang) Juara III lomba Cerpen Nasional Menjadi yang lebih baik dari kemarin. Itulah yang selalu menjadi motto hidupku. Aku selalu berusaha untuk menjadi lebih baik, lagi dan lagi. Hal ini telah kulalui semenjak meninggalnya kakakku, Nizar, tiga tahun yang lalu. Ia selalu membuat masalah di sekolahnya yang akhirnya membuat orangtuaku harus dipanggil berkali-kali karenanya. Namun malang baginya, sebelum ia bisa memperbaiki sifatnya itu, ia mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Aku tidak ingin menjadi sepertinya, tidak ingin menyesal di kemudian hari. Oleh karena itu aku akan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, hingga aku dapat mewujudkan cita-citaku dengan baik suatu saat nanti. “Rika! Segera makan sarapanmu!” ujar ibuku dari lantai bawah. “Baik Bu.” jawabku sembari menuruni tangga kamarku ke ruang makan. Usai memakan sarapanku, aku segera berpamitan dan berlari menuju sekolah. SMA Negeri 3 Bandung, disanalah aku b

Pengumuman Lomba Cerpen Nasional

Selamat Malam sahabat pena, Malam ini panitia Lomba Cerpen MP3 FIP Universitas Negeri Malang akan mengumumkan Juara untuk Lomba Cerpen Nasional tingkat SMA Se-Indonesia : Juara 1    :     Winada Almaluna (SMA NEGERI 2 PARE) "Titipan dari Ayah" Juara II   :    Alifa Tanzila Meiviana (SMA NEGERI 1 SUMBER) "Rein:Titik yang lama hilang" Juara III  :    Nur Atika (SMA NEGERI 3 MAGELANG) "Fairytale Dream" Selamat untuk para peserta yang naskahnya terpilih menjadi 3 Terbaik, untuk yang masih belum jadi juara, jangan berkecil hati dan tetap semangat. Kalian semua adalah juara karena sudah berani ikut bersaing dengan 100 peserta lainnnya. Semoga kita bertemu di event selanjutnya. Semangat dan Salam Literasi sahabat penaku.

Pembaruan Peserta Lomba Terbaru

  Daftar Peserta Lomba Cerpen Nasional Tingkat SMA/SMK/MAN 1. Besse Soraya Tenri Ajeng (Sulawesi Selatan) “Hujan yang Membasahi Mereka” 2. Della Felliana (Jombang) “Kelinci Polos” 3. Dita Ayu Maharani (Purbalingga) “Sekuncup Mawar” 4. Nadila Ayu Permatasari (Nganjuk) “Friendzone” 5. Nurul Chalissya Purnama (Sumatera Barat) “My Cure” 6. Qatrunnada Kirana Salsabila (Bekasi) “Seratus Tiga Puluh Lima” 7. Salsabila Mierszan Fairuzsalwa (Sampit) “Rindu” 8. Faiqoh Rashwah Salsabila (Boyolali) “Sholeh untuk Sholehah” 9. Triana Aulia Safitri (Lombok) “Batu Karang” 10. Yeni Pratiwi (Nganjuk) “Arti Sebuah Ketulusan” 11. Yusya Rugaya Salsabilah (Surabaya) “Way Back To Home” 12. Anggi Muhammad Lubis (Garut) “1001” 13. Alifa Tanzila Meiviana (Jawa Barat) “Titik yang Lama Hilang” 14. Bella Hardiyanti (Cirebon) “Langit” 15. Khusnul Khotimah (Sumatera Selatan) “Nyatanya” 16. Afifah Firda Amalia (Jember) “Lilin Kehidupan”

LOMBA CERPEN NASIONAL MP3 FIP UM

 Syarat dan ketentuan : Peserta siswa SMA/SMK/Sederajat se-Indonesia Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat Hak cipta melekat pada penulis, tapi hak terbit menjadi hak panitia  Tanggal penting : Pengumpulan naskah 17 Juni s.d. 30 Agustus 2016 Penjurian 1 September – 7 September 2016 Pengumuman Lomba 9 September 2016  Ketentuan naskah : Karya diketik rapi dalam bentuk softfile ms.word : kertas A4, Times New Roman, font size 12, spasi 1.5, margin kiri 4cm, margin kanan 3cm, margin atas 3cm, margin bawah 3cm. Panjang naskah 3-5 halaman Karya yang dikirim tidak diperbolehkan mengandung unsur adu domba antar suku, agama, ras Karya yang dikirim harus bersifat original, dan belum pernah dipublikasikan di media apapun    Mekanisme pendaftaran lomba cerpen Peserta membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 25.000 per naskah Pembayaran dikirimkan ke rek. BRI 640501010814538 an. Armi Diah Mengirimkan segala file ke mp3fip15@gmail.com Konfirmasi pembayaran

29 Mei : Hari Lanjut Usia Nasional

 By : Dewi Eka (Koordinator Divisi Jurnalistik)             Hai teman-teman,,,ada yang tahu gak tanggal 29 Mei itu diperingati sebagai hari apa? Oke deh kalau gak ada yang tahu, aku kasih tahu yaa,, Tanggal 29 Mei itu diperingati sebagai hari Lanjut Usia Nasional. Hari Lanjut Usia Nasional dicanangkan secara resmi oleh Presiden Soeharto di Semarang pada 29 Mei 1996 untuk menghormati jasa Dr. KRT Radjiman Wediodiningratyang di usia lanjutnya memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) (wikipedia.org). Nah, berhubungan dengan hal tersebut di Kabupaten Blitar diadakan sebuah acara untuk memeriahkan hari Lanjut Usia Nasional nih teman-teman,,              Acara tersebut diadakan mulai tanggal 28 Mei 2016 sampai dengan 30 Mei 2016 looh.. Karena diadakan selama tiga hari maka terdapat serangkaian acara tentunya, mulai dari pemecahan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) makan nasi pecel dengan peserta terbanyak, pagelaran wayang kulit, lomba

Seperti Mentari

Menjadi seperti mentari Tak padam siang maupun malam Baik di depan maupun di belakang Meskipun di sini hujan Di balik awan gelap itu, tetap bersinar Meskipun di sini gelap Dan ada cahaya rembulan malam Di bawah sana pasti juga tetap bersinar

Kesatria

Karya : Dea Nuril (Ketua Divisi Penerbitan) Aku seorang kesatria Pedangku adalah sebatang pena Dengan tinta diujungnya Hasratku membelah cakrawala Dengan kata-kata indah membahana Aku seorang kesatria Pemilik goresan-goresan luka dan tawa Pada lembar puisi sederhana nan bersahaja Pelantun makna terindah Dalam setiap kata yang terjamah Aku seorang kesatria Yang tak pernah gundah Akan perang dimana saja Dan aku tentang mimpiku Ingin menjadi Winna atau Andra Hirata. Singosari, 10 Maret 2015 Dea Nuril

Bayangan Semu

Karya : Bariroh ( Anggota Divisi Sastra ) Hidup yang begitu berarti Indah menatap suasana Menuju khayalan yang tinggi Membeb a skan dunia seakan milikku Hanya sebuah perjuangan untuk melakukan semua ini                              Berangan untuk bisa sepertinya                              Lebih darinya                              Begitu harum dimata semua        Memikat untuk tertuju padaku        Walaupun hanya mimpi dan bayangan semu ku tetap menggapainya

Diorama Malam

aku ingin berucap padamu dengan suara penuh keluh dan langit-langit berwarna lusuh agar kau mampu rasa, tak hanya kata nantinya... kau pun akan kubawa jauh dari titik sunyi sejarah yang lapuk mencari bentuk akhir kisah yang terlanjur memburuk ah, aku sekarat lampu aku matikan. tinggal temaram akankah kataku turut padam? aku menepi, memejam apakah bara di kisahmu turut padam? derik kakimu melintas datang lagi dan pergi lagi menjadi dalam keributan yang sepi aku masih ingin berucap padamu, persis seperti guratan cerita yang kau tulis untukku: “Sebuah cinta yang kupetik dari belaimu dan kehangatan tubuhmu, malam itu. Dan kita tak lagi kita.” Kediri, 27 Februari 2016 *diterbitkan dalam buku antologi puisi “Diorama Malam” oleh Oase Pustaka tahun 2015. ISBN buka 978-302-6983-48-7 Puisi karya Erina Budi Purwantiningsih (KSDP-S1 PGSD 2015) IDLine: @erinabudi_ Ig: erinabudipurwantiningsih No. HP: 085731330787

BENARKAH??

Karya : Ariska Endah Pratiwi (Ketua Divisi Sastra 2016) Senin pagi, desir-desir angin mengipasi udara Malang. Sejuk, dengan rimbun pohon hijau dan gesekan sapu tukang kebun yang mengayunkan nada pada daun-daun yang berguguran. Sendiri, aku mengetik tulisan ini sendirian, tanpa kawan, tanpa makanan, tanpa minuman. Hening, tepat ketika jarum jamku menunjuk angka delapan, aku hilang dalam keheninganku sendiri. “Mengapa aku disini?” tanyaku pada papan keyboard yang kutunggangi. “Untuk apa aku disini?” tanyaku pada hening yang memuakkan. Aku haus, kurogoh tas ransel abu-abu yang baru dibelikan ibuku satu minggu lalu. Kuambil sebotol air putih pada wadah orange dan kutenggak. Tetapi kerongkonganku tetap kering dan sakit. Aku baru sadar udara sejuk ini menipuku, karena pada kenyataannya aku tak sesejuk pohon maupun tiupan angin. Aku gersang dan terlalu banyak pertanyaan yang menyembul bagai sulur di atas otakku, mematikan aku untuk berpikir yang membahagiakan. Tadi malam, aku mim